Monday, November 16, 2020

Manstrubas Berujung Kenikmatan Dari Teman Kerja Ku

CeritaNafsu96 - Aku meraba klitorisku dgn jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataqu, Cepat sekali kemaluanqu sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aqu tekan lebih keras, badanku rasanya tak sanggup menopang badanku, lututku bergetar lemas tak kuat menopang badanku.

Manstrubas Berujung Kenikmatan Dari Teman Kerja Ku

Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaqu Diana, 26 tahun, masih single, aqu bekerja sebagai seorang Guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan lelaki pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tak dapat kubendung, apalagi semenjak aqu jomblo hampir setahun ini.


SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya


Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aqu tak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi…


Sangkin nikmatnya masturbasi di kamar mandi sekolah, aqu sampai tak menyadari kalau pintu kamar mandi walau kututup tapi tak kukunci. Aqu semakin tak peduli, yg kutahu aqu harus memuaskan birahiku yg sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, walau terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.

“sshh..emhhh”, desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku.


Aqu membayangkan bercinta dgn pak Lukman, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak Lukman sungguh tampan dan badannya yg sangat kekar, tadi siang aqu memperhatikannya yg sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belom lagi ada tonjolan yg menggelembung di antara pahanya. Terus terbayg-bayg, aqu jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di kamar mandi sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman di kamar mandi ini, dia memompa kemaluannya yg besar di kemaluanqu dari arah belakang, badannya mendorong badanku sehingga aqu terpaksa menahan badanku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging.


Aqu mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yg lain membelai klitorisku dari depan.


‘uuuh pak Lukman’, desisku pelan. aqu terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas

keningku. Tak lama aqu merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, tetapi tiba-tiba,

‘braaak’, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka.

‘bu Diana’, kata orang yg berdiri di depan pintu kamar mandi dgn mata yg tak berkedip sedikitpun melihatku. Aqu tersentak kaget,


‘pak Mukidi ehhhh…’, kataqu kaget ketika melihat pak Mukidi, cleaning service sekolah yg umurnya

sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tak tau berbuat apa aqu jongkok merapatkan kakiku sangkin

kagetnya, tetapi tanganku masih berada diantara selangkanganku, aqu begitu kaget sampai lupa menarik tanganku.


‘pak Mukidii keluar’, kataqu dgn suara pelan. Wajahku pucat sangkin taqut dan malunya. Kurang ajar

benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan menguncinya.


‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yg tadinya tersingkap sampai ke pinggul.

‘Bu Diana’, kata Mukidi sambil mendekatiku dan mendekap badanku. Aqu bertambah kaget, tapi aqu

tdak berani berteriak, aqu taqut ada orang yg mengetahui kalau aqu masturbasi di kamar mandi sekolah.


‘jangaan pak’, kataqu berusaha melepaskan dekapannya, kugeser badanku untuk melepaskan diri

dari dekapannya, tetapi dia tetap mendekapku sampai aqu menabrak dinding.

‘jangan paak’, kataqu taqut, dia tak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,

‘jangaaan’, kataqu lagi.


Melihat Mukidi yg begitu beringas dgn nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya

mulai meraba raba buah dadaqu. Aqu menyadari kalau aqu terjebak, aqu berusaha melawan, dgn

sekuat tenaga aqu dorong badannya, berhasil, dia terjatuh di lantai kamar mandi.


Aqu langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aqu mencoba membuka

grendel pintu kamar mandi. Tanganku tertahan oleh tangan Mukidi yg kekar,

‘lepaskan’, kataqu, tetapi Mukidi yg sudah kesetanan itu tak mendengarkanku, dia malah memutar

tangan kananku ke belakang badanku dgn paksa, tangannya yg lain menahan tangan kiriku didinding.


Aqu terjebak, tenaganya kuat sekali, badanku seperti terkunci dan tak bisa bergerak,

‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataqu memohon dgn suara memelas.

‘bu Diana… biarkan aqu…’, katanya didekat telingaqu, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa

telingaqu.


“ahhh lepaskan’, aqu memohon lagi begitu mengetahui badan kekarnya menekan badanku

kedinding. Aqu sangat taqut, ketika merasa ada benda yg keras kenyal menabrak bokongku.

‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaqu’, jerit batinku

Aqu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yg menahan kedua tanganku.


‘sebaiknya bu Diana jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi

saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Diana masturbasi di kamar mandi’, katanya mengancam,

aqu mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aqu dikenal

sebagai wanita anggun yg berkarisma. Aqu menghentikan perlawananku…berpikir sejenak.


Kesempatan itu tak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu

dgn tangan kiriku, dgn tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.


‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aqu memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah

bebas meraba raba buah dadaqu, dia memeras buah dadaqu keras sekali. Ingin rasanya menangis

tetapi aqu taqut malah ada yg dengar. SahabatQQ


“aahh bu Diana..buah dada bu Diana gede banget emmhh’, kata-kata kotor yg memuji keindahan

badanku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaqu yg masih ditutupi kemeja, dia

menarik kemejaqu keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yg kasar mulai terasa meraba

raba perutku,

‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaqu.


’emmh bu Diana, gede banget toket bu Diana”, katanya lagi dgn berbisik dari belakang, dengusan

nafasnya yg berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aqu bisa merasakan kemaluannya sudah

sangat keras sekali menabrak nabrak bokongku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat

ingin menyebadaniku.


‘Bu Diana ijinkan saya menyetubuhi bu Diana’, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aqu

kaget mendengarnya, tetapi tenagaqu tak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.

‘Pak..jangan jangan kasihani aqu’, kataqu memelas. Sepertinya apapun yg kukatakan tak dapat

membendung nafsu setannya, sejenak tak kurasakan tangan kanannya meraba raba badanku.

Penasaran apa yg dilaqukannya. aqu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..


‘oooh jangan pak’, aqu panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, walau tak

begitu jelas aqu bisa melihat kemaluannya yg besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.

Belom

hilang rasa kagetku, Mukidi menekan badanku merapat kedinding, aqu merasakan benda kenyal dan

keras mengesek dan menabrak bokongku.


‘Aduuh bokong bu Diana montok banget’, katanya meremas remas bokongku. Aqu terkaget, aqu

baru teringat jika ketika masturbasi tadi aqu melepas celana dalamku dan celana dalamku masih

tergantung di pintu kamar mandi.


‘Gawat neh’, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dgn

mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi kemaluanqu udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aqu menjadi panik kembali, aqu taqut membaygkannya. Kucoba lagi memberontak,

tapi tetap sia sia.


Aqu pasrah, rasanya tak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek

belahan kemaluanqu yg licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di

mulut lubang kemaluanqu setelah mendapatkan sasaran tembak, kemaluan Mukidi sudah berada

tepat di depan mulut kemaluanqu, aqu sungguh tak berdaya.

‘Pak Mukidi ampun pak’, kataqu memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan

segera masuk kedalam badanku


‘Bu Diana udah lama saya pengen giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, katanya, dan tiba tiba

kurasakan kemaluannya mulai masuk, aqu panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku,

bukannya terlepas tapi malah karena gerakan badanku kemaluan itu malah terbenam masuk ke

dalam lubang kemaluanqu,

‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi

kemaluanqu. Aqu menarik nafas, ingin rasanya menangis.


Sungguh sial, kemaluanqu yg sudah basah ketika aqu masturbasi tadi malah memudahkan gagang itu

masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tak mungkin kemaluanqu bisa lecet karena ada benda yg

memaksa masuk, tapi berkat cairan yg sebelomnya memang udah membanjiri kemaluanqu

membuat kemaluan Mukidi yg besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang kemaluanqu

perlahan.


’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaqu ketika

kemaluannya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,

‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aqu berharap

kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih

karena jujur aja belom pernah ada benda sebesar itu masuk ke kemaluanqu. Ketika gagangan itu

amblas, aqu terdiam, antara bingung, taqut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk

dikepalaqu… aqu benar benar terdiam, tak bergerak.


Aqu pasrah, tak mengeluarkan sepatah katapun, tak kusangka khyalanku bercinta di kamar mandi

sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dgn pak Lukman dan

aqu tak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yg sedang mendesah desah

dibelakangku, yg sedang membenamkan gagangannya di lubang surgaqu yg berharga adalah

pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.


Kenyataan yg harus kuterima, Mukidi sedang menikmati kemaluanqu, menikmati memompa

kemaluannya keluar masuk di lubang kemaluanku.

‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi ga karuan berkali kali


’emmmh’, aqu mendesis kecil, walau aqu tak suka tapi tiba-tiba aqu merasakan rasa nikmat walau

tersamar oleh rasa taqutku. Mukidi terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam

melesak masuk di lubang kemaluanqu. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yg kekar di

dinding kamar mandi.


‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aqu mulai tenang,

aqu menyadari kalau kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan

kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang kemaluanqu. Terasa banget ada benda yg

mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yg menjalar diseluruh badanku.


Diam diam aqu mulai menikmati diperkosa lelaki ini, tiap kali dia menggerakkan gagang

kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yg kudapat. Ketika dia menancapkan

kemaluannya kembali ke dalam liangku, aqu mendesis pelan, kucoba tak mengeluarkan suara, aqu terlalu sombong untuk mengaqui kalau gagangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaqu, tetapi

tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.

‘mmmh mmmmh’, desisku pelan.

‘enakkan bu?, katanya tiba tiba.


Ternyata dia mengetahui kalau aqu mulai menikmati tusukan kemaluannya. Aqu terdiam malu, tak

berani berkomentar, kalau kubilang tak atau memaki makinya, dia pasti tahu aqu bohong karena

kemaluanqu sudah mengeluarkan banyak cairan yg menandakan aqu juga terangsang dan

menikmati enjotan kemaluannya. Aqu menundukkan kepalaqu dan mencoba menghindari ciuman

bibirnya yg mengecup pipi kananku.


‘Tunggingin dikit bu Diana’, katanya sambil menarik bokongku keatas.

‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati.

Tapi aqu tak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar

semuanya secepat mungkin berakhir. Aqu ikuti saja kemauannya dgn menunggingkan sedikit

bokongku. Agen Domino99


’emmh bokong bu Diana memang montok banget, ga salah apa yg aqu khayalin selama ini’, katanya

sambil meremas remas bokongku gemas.

‘Gila, ternyata aqu sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku dalam hati.

Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan

kemaluannya kembali.


’emmh pak pelan’, kataqu ketika kurasakan penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari

sebelomnya,mungkin karena aqu menunggingkan bokongku sehingga posisi kemaluanqu benar-

benar bebas hambatan. Mukidi tak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aqu mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,


’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan gagangannya di lubang kemaluanqu.

Melihat badanku yg terdorong dorong kedepan, Mukidi sepertinya sengaja melepaskan kedua

tanganku sehingga aqu dapat menahan tekanan badannya, dgn kedua tanganku bertopang pada

tembok.


’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yg bulat

padat sambil tak berhenti mengocok kemaluannya.

‘ooh bu oooh’, Mukidi semakin keras mendesah, aqu jadi taqut kalau-kalau ada orang yg mendengar

desahannya itu.

“pak Mukidi..ja..jangan berisik pak..”, kataqu memohon taqut desahannya didengar orang.

‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan dgn nafas menderu.


Kocokan kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia

menguakkan belahan bokongku. dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan aja aqu

menggeliat, bokongku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian.


‘oooh pak Mukidi..oooh’, aqu bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa

nikmat yg tercipta dari kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yg membelai duburku

seperti racikan yg pas membuat aqu lupa diri, dan membuatku tak dapat membendung desahanku.

Hebat sekali, rasanya aqu mulai benar benar menikmati semua ini, badanku terasa sangat geli,

kenikmatan rasanya menyebar diseluruh badanku.


‘oooh ahhh’, aqu semankin menggila desahanku bertambah keras saja, Mukidi bukan saja hanya

membelai duburku dgn jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke duburku dan menusuk nusuk

jarinya ke duburku, refleks bokongku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia

membalasnya dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melaqukan

anal sex dgn pak Mukidi, seperti yg dulu pernah kulaquan dgn pacarku.


Mukidi semakin mengerang tak karuan, tak kuhiraukan lagi apa yg dikatakan Mukidi, rasanya aqu

sudah mau klimaks.

‘saya mau keluar..ahh bu Diana’, kudengar samar samar erangannya, tetapi tak kupedulikan karena

aqu juga merasa sudah mau klimaks.


‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan badanku kedinding, Mukidi mengikuti badanku

dan menekan keras keras kemaluannya kedalam kemaluanqu, bahkan dia menusuk jarinya sampai

amblas didalam duburku

‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aqu klimaks, aqu tak dapat menahannya, sungguh

luar biasa aqu bisa klimaks ketika diperkosa.


Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan kemaluan Mukidi memenuhi liangku,

tetapi tak kurasakan lagi jari Mukidi di duburku, kedua tangannya memegang bokongku dan

memompa kemaluannya dgn ganas.


‘oooh bu Diana oooh’, tiba tiba Mukidi mengerang keras dan menekan badanku keras, aqu kaget

menyadari dia mau klimaks, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi sudah

menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan kemaluannya

dalam-dalam membuat badanku terdorong ke tembok.


‘ooooh emmmh’, entah kenapa aqu ikut menikmati sensasi ketika Mukidi klimaks di liangku,

denyutan-denyutan kecil gagang kemaluannya terasa di sinding lubang kemaluanqu ketika cairan

hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.


‘Ahhh apa yg kulaqukan? Mukidi klimaks di kemaluanqu’, pekikku dalam hati. Aqu tersadar kembali, kurapatkan badanku kedinding dan menarik nafasku, aqu teringat kalau aqu memang sudah mau haid, aqu hanya bisa berharap spermanya tak membuahi telur dirahimku.


‘ahh bu Diana emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dgn mata melotot. Melihatku

protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kemaluannya yg masih dilumuri

cairan kemaluanqu.


‘Cepat keluar pak’, kataqu dgn suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Mukidi tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu kamar mandi. Aqu langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yg mengalir keluar,

‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati.


Aqu mengenakan celana dalam dan merapikan baju yg kukenakan. Aqu mengendap endap keluar kamar mandi dgn hati berdebar, taqut ada orang yg mengetahui apa yg terjadi tadi di kamar mandi.

Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dgn hati berdebar aqu memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belom pulang mereka lagi sibuk dgn urusan masing masing. Aqu sedikit bernafas lega walau perasaan kotor masih ada dipikiranku.

Dan sore itu aqu pulang kerumah dgn perasaan yg tak menentu antara malu, takjub dan taqut.

No comments:

Post a Comment